BETERNAK AYAM BURAS
- SISTEM PEMELIHARAAN AYAM BURAS
1. Sistem Pemeliharaan Ayam Buras Secara Tradisioal
Sistem pemeliharaan ini biasa dilakukan oleh sebagian besar petani pedesaan dengan skala pemeliharaan rata-rata 3 ekor induk per petani. Ayam buras dipelihara dengan cara dibiarkan lepas, petani kurang memperhatikan aspek teknis dan perhitungan ekonomi usahanya. Pemeliharaan bersifat sambilan, dimana pakan ayam buras tidak disediakan secara khusus hanya mengandalkan sisa-sisa hasil pertanian. Ada juga petani yang memberikan dedak padi tetapi tidak secara teratur. Sistem perkandangan kurang diperhatikan, ada yang dikandangkan didekat dapur, dan ada yang hanya bertengger di dahan pohon-pohonan pada malam hari. Pada pemeliharaan secara tradisional sering terjadi gangguan binatang liar, tingkat kematian ayam dapat mencapai 56% terutama pada anak ayam sampai umur 6 minggu, produksi telur rendah (47 butir per induk per tahun), walaupun pemanfaatannya cukup berarti bagi petani.
2. Sistem Pemeliharaan Secara Semi Intensif
Yang dimaksud dengan sistem pemeliharaan secara semi intensif adalah pemeliharaan ayam buras dengan penyediaan kandang dan pemisahan anak ayam yang baru menetas dari induknya dengan skala usaha rata-rata 9 ekor induk per petani. Selama pemisahan ini, anak ayam perlu diberi pakan yang baik (komersial atau buatan sendiri). Biasanya pakan tambahan diberikan sebelum ayam dilepas di pekarangan atau dikebun untuk mencari pakan sendiri. Pakan tambahan hanya diberikan sebanyak 25 gram per ekor per hari atau 25% dari kebutuhan pakan yang dipelihara secara intensif per ekor per hari. Pada pemeliharaan secara semi intensif ini tingkat kematian ayam dapat mencapai 34% terutama pada anak ayam sampai umur 6 minggu dan produksi telur dapat mencapai 59 butir per ekor per tahun
3. Sistem Pemeliharaan Secara Intensif
Pemeliharaan secara intensif ini artinya ayam buras yang dipelihara petani dikurung/dikandangkan sepanjang hari, dengan skala usaha rata-rata 18 ekor induk ayam per petani. Cara pemeliharaan ini tidak jauh beda dengan sisitem pemeliharaan secara semi intensif, namun bedanya pakan diberikan secara penuh yaitu 100 gram per ekor per hari. Pada cara ini petani harus secara terus menerus menangani usahanya, karena aspek komersial dari usaha ini sangat ditekankan dimana pengeluaran modal cukup banyak terutama untuk pembelian pakan. Dengan cara ini produkstifitas dan pemanfaatan ayam buras oleh petani meningkat. Pada sistem pemeliharaan secara intensif ayam betina tidak diberikan kesempatan ayam betina mengerami telurnya. Telur dieramkan oleh ayam-ayam yang khusus dipelihara sebagai penetas telur atau ditetaskan dengan menggunakan mesin tetas. Pada pemeliharaan secara semi intensif ini tingkat kematian ayam mencapai 27% terutama pada anak ayam sampai umur 6 minggu dan produksi telur dapat mencapai 103 butir per ekor per tahun
- PEMELIHARAAN AYAM BURAS
1. Pemilihan Bibit
Untuk dapat meningkatkan produksi telur dan pertumbuhan ayam yang baik, maka diutamakan pemilihan calon bibit, baik calon induk maupun calon pejantan. Cara memilih ayam buras calon induk atau calon pejantan adalah sebagai berikut :
Calon Induk :
1. Umur = 6 sampai 12 bulan
2. Berat badan = ± 0,8 kg
3. Sehat, tidak cacat, mata bersinar dan hidup
4. Daerah dubur lembut
5. Jarak antara tulang duduk 2 jari
6. Jarak antara tulang duduk dan tulang dada 3 jari
7. Kedua sayap lebar dan simetris
8. Jengger dan pial berwarna merah segar
9. Kepala pipih
10. Tidak mempunyai sifat kanibal
Calon Jantan :
1. Umur = 8 sampai 24 bulan
2. Berat badan = ± 1sampai 1,2 kg
3. Sehat, tidak cacat, mata bersinar dan hidup
4. Tubuh besar, kokoh dan kuat
5. Bentuk kepala lurus dan pipih
6. Bentuk ekor melengkung dan terjuntai kebawah
7. Kepala pipih dan lurus
8. Tidak mempunyai sifat kanibal
Perbandingan antara jantan dan betina adalah 1 : 7-8 atau 1 : 10, artinya 1 ekor pejantan dapat melayani 7 sampai 8 ekor betina atau 1 ekor pejantan dapat melayani 10 ekor induk. Ayam pejantan perlu istirahat untuk menjaga kondisi agar tetap sehat dan subur. Lama istirahat biasanya satu minggu dalam waktu satu bulan dengan cara dikurung terpisah dari betina. Bila ayam jantan cukup banyak, istirahat dilakukan secara bergiliran. Untuk mencegah terjadinya penurunan produksi pada generasi berikutnya maka dianjurkan perkawinan jangan secara acak dan hindarkan perkawinan antar sesama seketurunan. Seleksi sederhana harus dilakukan secara terus menerus pada tiap generasi agar produksi yang diperoleh tidak mengalami penurunan.
2. Kandang.
Kandang merupakan salah satu syarat bagi kelangsungan hidup ayam. Fungsí kandang bagi ternak ayam terutama untuk melindungi dari hujan, terpaan angin, panas dan gangguan binatang buas. Selain itu berfungsi sebagai tempat tidur dan yang utama hadala sebagai tempat berkembang biak. Ukuran kandang ayam buras biasanya 2m x 3m untuk menampung 40 ekor anak ayam sampai umur 2-3 bulan atau dapat untuk menampung 30 ekor ayam dewasa.
Persyaratan Pembuatan Kandang :
1. Tempat/lokasi kandang harus kering
2. Tidak mudah tergenang air
3. Tidak menyatu dengan rumah
4. Mempunyai ventilasi yang baik
5. Sehat dan bersih
6. Cukup mendapat sinar matahari pagi
7. Kokoh dan kuat serta atap tidak bocor.
Bahan kandang :
Pilih bahan kandang tidak ada disekitar lokasi, yaitu untuk :
- Rangka kandang dibuat dari bambu atau kayu gelam.
- Atap kandang dibuat dari rumbia, ijuk atau alang-alang.
- Dinding kandang dapat dibuat dari bambu, papan rempesan, kayu gelam atau kawat ram.
- Alas kandang dapat dibuat :
(a). Untuk lantai kandang bisa berupa lantai tanah yang telah dipadatkan atau disemen dan ditaburi dengan sekam atau serbuk gergaji setebal 6 cm.
(b). Lantai panggung bertumpu pada tiang dan antara tanah dengan lantai ada ruang (kolong) untuk menampung kotoran ayam. Untuk daerah pedesaan padat penduduk lantai model ini lebih dianjurkan karena akan lebih mudah penangannya dan lebih menghemat lahan dan biaya.
Peralatan kandang :
(a). Tempat pakan dan minum
- Tempat pakan dan minum dapat dibuat dari bahan yang tidak mudah berkarat.
- Bahan-bahan yang dapat digunakan adalah belahan bambu, paralon, plastik atau papan.
- Tempat minum seperti halnya tempat pakan dapat dibuat dari bambu yang dipotong, kaleng plastik, atau kaleng-kaleng bekas yang tidak berkarat.
- Untuk ayam yang dipelihara secara intensif, tempat pakan dan minum sebaiknya diletakkan di dalam kandang pada dinding kandang bagian dalam dan sedikit lebih tinggi dari permukaan lantai agar ayam tidak mencakar-cakar atau pakan bercampur kotoran.
- Untuk ayam yang dipelihara secara semi intensif pakan dan air minum dapat ditempatkan di luar kandang atau halaman asalkan tidak terkena langsung sinar matahari dan air hujan.
(b). Tempat bertengger.
Fungsi tempat bertengger adalah agar ayam dapat tidur secara teratur pada malam hari. Tempat bertengger sebaiknya disediakan yang cukup agar ayam tidak saling bertindih dan badan ayam tidak terkena kotoran ayam. Tempat bertengger dapat dibuat dari bambu atau kayu.
(c). Sangkar bertelur/pengeraman.
- Sangkar diperlukan untuk mencegah ayam bertelur dilantai yang dapat menyebabkan telur menjadi kotor atau pecah terinjak oleh induk ayam lainnya.
- Sangkar bertelur/pengeraman dibuat dari bahan yang mudah, murah dan tersedia ditempat misalnya dari kotak gardus bekas, kotak kayu bekas, bambu yang dibuat seperti kukusan, baskom bekas, ember bekas dll. Alas sangkar dilapisi dengan bahan lembut seperti sekam, jerami padi, rumput kering, kertas bekas, kain-kain bekas atau bahan lainnya, agar ayam bertelur dengan nyaman dan telur tidak pecah.
- Sangkar bertelur/pengeraman dibuat jangan terlalu cekung atau terlalu datar agar induk mudah membalik telurnya.
- Ukuran sangkar bentuk kotak panjang 35 cm, lebar 35 cm dan tinggi (dalam) 35 cm. Tinggi sangkar dari lantai ± 50 cm. Untuk sangkar berbentuk bulat diameter ± 50 cm, terbuat dari bambu bisa dibuat berdiri (60-75) cm diatas lantai dengan satu tiang dari bambu.
- Usahakan tempat pengeraman sebelum digunakan terlebih dahulu disemprot dengan air kapur atau air tembakau untuk menghilangkan kemungkinan gangguan kutu ayam.
- Sangkar bertelur sebaiknya ditempatkan di dalam kandang dalam posisi agak gelap dan teduh, misalnya di sudut atau bagian belakang kandang karena pada saat hendak bertelur atau mengeram ayam menghendaki suasana tenang dan agak gelap.
- Jumlah sangkar sebaiknya sama dengan jumlah induk ayam yang sedang bertelur.
3. Cara Pemberian Pakan
Pemeliharaan ayam buras secara tradisional, pemberian pakan biasanya tidak dilakukan secara rutin hanya kadang-kadang saja. Biasanya ayam buras dibiarkan hidup berkeliaran di sekitar rumah, mencari pakan sendiri dan dikandangkan (dikurung) pada sore dan malam hari. Peternak biasanya lebih memperhatikan kondisi ayam pada saat siap bertelur atau layak untuk dijual. Pada sistem pemeliharaan secara tradisional ayam buras akan berusaha mencukupi kebutuhan gizinya dari berbagai sumber bahan pakan yang tersedia di lingkungannya. Pada sistem pemeliharaan ayam buras secara semi intensif peternak memberikan pakan tambahan pada ayam burasnya sedangkan pada sistem pemeliharaan secara intensif pakan sepenuhnya disediakan peternak.
Fungsi pakan bagi ayam buras :
1. Untuk pertumbuhan, dari anak ayam menjadi ayam dewasa.
2. Untuk mempertahankan hidup, artinya walau pertumbuhannya sudah mencapai optimal, tetapi didalam hidupnya ayam masih membutuhkan makanan. Makanan tersebut digunakan untuk mempertahankan hidupnya.
3. Untuk produksi, artinya selain makanan digunakan untuk pertumbuhan dan mempertahankan hidup, makanan yang diberikan pada ayam digunakan untuk berproduksi. Produksi utama dari ayam buras adalah daging dan telur.
Jenis bahan pakan tambahan untuk ayam buras yaitu :
Jagung kuning, kacang-kacangan, ubi jalar, singkong, gaplek, onggok, sagu, juga dapat memanfaatkan sisa-sisa limbah berupa dedak padi, meniran, ampas tahu, limbah ikan baik limbah ikan asin maupun limbah ikan segar , gabah hampa, sisa dapur (sayur-sayuran), sisa-sisa makanan, keong mas, bekicot, cacing dll.
Cara Pemberian pakan pada ayam buras yang dipelihara secara intensif :
(a). Ayam buras umur 1-7 hari
Pakan harus tersedia sepanjang hari dan tidak terbatas jumlahnya (ad libitum). Cara pemberian pakan sebaiknya 3-4 kali sehari. Tempat pakan sebaiknya berbentuk datar seperti tampah, agar ayam-ayam dapat menjangkau pakan di dalamnya.
(b). Ayam buras umur 1 minggu-10 minggu
Untuk ayam umur 1 minggu sampai 10 minggu dapat digunakan makanan ayam ras starter dicampur dedak padi dengan perbandingan 1:1 atau dengan memberikan jagung giling halus dicampur dedak padi dengan perbandingan 2:1 ditambah dengan limbah ikan asin atau segar/serangga/keong mas/cacing dll. Jumlah pakan yang diberikan ± 20-50 gram per ekor per hari, dengan kandungan protein 14-15%
(c). Ayam buras berumur 10 minggu-12 minggu.
- Setelah ayam berumur 10 sampai 12 minggu, anak ayam mulai secara bertahap dapat dilepas dengan ayam lainnya.
- Untuk ayam buras umur 10 minggu sampai 12 minggu jenis pakan yang diberikan dapat berupa jagung giling, dedak, nasi, gabah, limbah ikan dll. Jumlah pemberiannya bertambah yaitu ± 50 – 70 gram per ekor per hari, dengan kandungan protein 14-15%, sebagai contoh pakan ayam buras umur 10 minggu-12 minggu dedak padi 45%, jagung 30%, limbah ikan/keong mas/bekicot/cacing /konsentrat 20 % dan hijauan 5 %.
(d). Ayam buras berumur 12 minggu - 20 minggu (ayam dara).
Laju pertumbuhan ayam dara lebih cepat daripada anak ayam. Oleh karena itu kebutuhan pakan lebih banyak baik kandungan gizinya maupun jumlah pakannya. Pakan ayam dara secara fisik ukuran butirannya lebih besar daripada pakan untuk anak ayam. Jenis pakan yang diberikan dapat berupa jagung, dedak, nasi, potongan-potongan gaplek, sayuran, limbah ikan, keong mas, cacing dll, yang diberikan pada pagi dan sore hari sebelum ayam dikeluarkan dari kandang (untuk pemeliharaan secara semi intensif). Jumlah pemberian pakan 70 gram – 100 gram per ekor per hari dengan kandungan protein 10-14%. Sebagai contoh susunan pakan ayam buras dara dedak padi 55%, jagung kuning 34% dan limbah ikan/keong mas/cacing/bekicot 7 % dan hijauan 4%
(e). Pakan ayam betina dewasa umur diatas 20 minggu
Gizi pakan ayam dewasa sebagian besar dipergunakan untuk produksi telur sehingga kualitas dan kontinuitas pakan yang diberikan sangat mempengaruhi produksi telur. Fluktuasi produksi telur terjadi apabila terlalu sering mengganti pakan. Oleh karena itu apabila terjadi perubahan pakan sebaiknya dilakukan secara bertahap. Untuk mendapatkan produksi telur yang tinggi diperlukan pakan yang kandungan gizinya sesuai dengan kebutuhan ayam yaitu mengandung protein kasar 14 % - 24%. Sebagai contoh susunan pakan ayam buras betina dewasa terdiri dari dedak padi 45 %, jagung kuning 20 %, nasi/meniran/gabah/gaplek 10 %, limbah ikan asin/keong mas/bekicot/cacing 20 %, sayuran 5%. Jumlah pemberian ± 150 gram per ekor per hari.
4. Pemberian Air Minum
Kebutuhan nutrisi/gizi lain yang kadang-kadang dilupakan adalah air minum. Air minum sangat penting dibutuhkan dalam tubuh ternak karena air sangat vital untuk berjalannya fungsi tubuh yang normal. Air merupakan bahan dasar dari darah, cairan antar dan dalam sel tubuh yang berfungsi untuk transportasi zat gizi serta sisa-sisa pembakaran dalam tubuh. Disamping itu air mempunyai fungsi yang sangat penting dalam pengaturan suhu tubuh.
Kandungan air dalam tubuh anak ayam sehari sekitar 85% dan kandunagn ini sedikit menurun dengan peningkatan umur dan mencapai 55% pada tubuh ayam berumur 42 minggu. Sehingga ayam membutuhkan air minum yang bersih untuk pertumbuhan optimal, untuk produksi dan untuk proses pencernakan makanan. Oleh karena itu air minum harus selalu tersedia, karena kekurangan air minum sampai 20 % dari kebutuhan sehari-hari dapat menyebabkan penurunan produksi baik produksi telur maupun daging.
Ayam buras umur 1-2 hari sebaiknya air minum diberi gula pasir dengan perbandingan 1 liter air dan 2 sendok makan gula pasir. Sedangkan untuk ayam umur 2-7 hari air minum dapat dicampur dengan Vitachik (obat anti stress).
- PEMISAHAN ANAK AYAM DALAM KOTAK INDUKAN
Teknologi pemisahan anak dari induknya bertujuan untuk meningkatkan produksi dan menghindarkan hal-hal yang merugikan. Pemisahan induk dan pemeliharaan anak ayam dalam kandang indukan dapat dimulai pada anak berumur 1 hari sampai berumur 2 bulan.
1. Pembuatan Kotak Indukan
Bentuk dan konstruksi kandang indukan tergantung pada jumlah anak ayam, biaya yang tersedia dan ketersediaan bahan di lokasi. Bahan kotak indukan dapat dibuat dari bahan bambu, kayu reng, kawat ayam, rempesan kayu atau bahkan dari bahan-bahan bekas.
Pada umumnya kotak indukan terbuat dari bambau yang dibelah kecil-kecil anatar 1-2 cm atau bisa juga terbuat dari kawat ayam dengan diameter 0,5-1 cm.
Pembuatan Kandang Indukan
- Pada umumnya kandang indukan terbuat dari bambu yang dibelah kecil-kecil antara 1-2 Cm atau juga dapat dibuat dari kawat ayam dengan diameter 0,5 – 1 Cm.
- Bila kandang indukan dibuat dari bambu, usahakan jarak antara bambu jangan sampai rapat atau terlalu renggang.
- Bentuk kandang Indukan. Bentuk kandang indukan dibuat seperti kotak sehingga sering juga disebut kotak indukan.
- Ukuran kandang indukan : tinggi 60 Cm, panjang 1m dan lebar 80 Cm bisa digunakan untu 40 ekor anak ayam sampai umur 2 bulan.
Tempat Pakan dan Minum.
Tempat pakan dan minum harus diletakkan di dalam kandang indukan yang mudah dijangkau oleh anak ayam. Tempat makan dan minum terbuat dari bahan yang tidak mudah berkarat seperti belahan bambu, kotak kayu atau plastik.
Persyaratan penggunaan kandang indukan yang terpenting diperhatikan adalah :
(a). Kebersihan, sebelum anak ayam dimasukan kedalam kandang indukan, sebaiknya kandang indukan disucihamakan dahulu dengan cara mengapur seluruh kandang indukan dan biarkan selama 2 sampai 3 hari. Kemudian baru dimasukan induk dan anak ayamnya. Untuk menjaga kebersihan kandang indukan perlu dibersihkan setiap hari, minimal 2-5 hari dalam satu minggu.
(b). Kehangatan, karena kandang indukan sebagai pengganti induk, maka kehangatan sangat diperlukan bagi anak ayam terutama sampai umur 1-10 hari. Pemanas dan penutup perlu diatur untuk menciptakan temperatur kandang yang sesuai.
(c). Ventilasi, sangat diperlukan bagi anak ayam, karena keadaan sirkulasi udara dalam kandang indukan akan mempengaruhi perkembangan kesehatan anak ayam, seperti bau kotoran, sisa makanan, lembab, kurangnya sinar matahari. Kandang indukan pada waktu malam atau hujan ditutup dengan karung plastik atau karung goni untuk memberikan kehangatan atau menghindari serangan penyakit.
(d). Pengontrolan, dan jauh dari gangguan binatang pemangsa.
2. Pemisahan dan Perawatan Anak Ayam.
Sebelum anak ayam dimasukkan kedalam kotak indukan, sebaiknya kotak tersebut harus disucihamakan dahulu yaitu dengan cara dikapur dan dibiarkan 2-3 hari. Kemudian masukkan anak ayam buras yang baru menetas atau ayam berumur 2-3 hari.
Anak ayam dari umur 1-7 hari diberi lampu pemanas yang dinyalakan lampu hanya dinyalakan pada malam hari saja, dan pada hari ke 11 dan setelurnya sampai umur 2 bulan lampu dimatikan.
Pada waktu hujan, angin dan malam hari kotak indukan harus ditutup dengan karung atau bahan lain agar anak ayam buras terhindar dari kedinginan yang dapat menimbulkan stress.
Untuk pengontrolan suhu ruangan apakah anak ayam buras kepanasan atau kedinginan, dapat terlihat tanda-tanda sebagai berikut : apabila anak ayam bergerombol menjauhi lampu, berarti suhu dalam kotak indukan terlalu panas, apabila anak ayam bergerombol mendekati lampu berarti suhu dalam kotak indukan kurang hangat atau terlalu dingin, dan apabila anak ayam menyebar berarti sushu dalam kotak indukan sesuai dengan kebutuhan panas anak ayam buras.
Untuk pemberian pakan dan air minum seperti tersebut diatas dalam penjelasan tentang pemeliharaan ayam buras pada cara pemberian pakan pada ayam buras. Sedangkan untuk menekan tingkat kematian anak ayam dalam kotak indukan perlu diperhatikan kebersihan kotak indukan.
- PENGATURAN SIKLUS BERTELUR
Telur-telur yang ada disangkar diambil dan dimasukkan ke dalam sangkar entok yang sudah siap mengeram atau dipindahkan ke dalam mesin tetas, sehingga kalau induk ayam mau mengerami telur di sangkarnya tidak jadi karena sangkarnya kosong.
Induk ayam yang mulai mengeram kemudian dipegang dan dimandikan setiap hari dengan tujuan untuk menghilangkan sifat mengeram induk ayam secepat mungkin. Biasanya induk ayam yang diperlukan seperti ini sifat mengeramnya lama kelamaan menghilang, 2-3 minggu setelah sifat mengeram menghilang maka babon akan memperlihatkan sifat birahinya dan akan bertelur kembali. Langkah ini dilakukan bertujuan agar dapat dihasilkan telur yang lebih banyak.
Dengan metoda ini diharapkan silklus bertelur induk ayam buras dapat mencapai 9 kali per tahun, dengan produksi telur dapat mencapai ± 115 butir per ekor per tahun dengan asumsi produksi telur per periode bertelur rata-rata 13 butir atau dapat menghasilkan ± 72 ekor anak ayam pertahun apabila setiap kali periode bertelur ditetaskan dan diasumsikan menetas 8 ekor . Ini berarti bahwa ayam buras mampu menghasilkan anak ayam lebih banyak bila dikehendaki.
- PENGENDALIAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT
Dalam usaha ternak ayam buras biasanya tingkat kematian tertinggi terjadi pada anak ayam. Untuk menekan tingkat kematian ayam buras terutama kematian anak ayam buras dalam kandang indukan maka perlu diperhatikan tentang kebersihan, tidak lembab, pakan dan air minum tidak tercampur kotoran dan vaksinasi.
Penyakit-penyakit Yang Sering Menyerang Ayam Buras Antara Lain :
1. Penyakit Tetelo (ND)
Penyakit ini disebabkan oleh virus yang menyebabkan gangguan pernafasan, syaraf, menghambat pertumbuhan dan dapat menyebabkan kematian.Tanda-tanda penyakit ini antara lain lesu, tidak mau makan, ngantuk, ngorok/bersin dan nafas berbunyi.
Pencegahan dapat dilakukan dengan jauhkan ayam-ayam sakit dan cucihamakan kandang dan peralatan kandang, selalu menjaga kebersihan/sanitasi kandang dan lingkungan, berikan makanan/minuman yang baik dan cukup, lakukan vaksinasi atau berikan obat pencegahan tepat pada waktunya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada waktu vaksinasi adalah :
(1) ayam yang akan divaksinasi harus dalam keadaan sehat,
(2) alat-alat yang akan digunakan harus steril (spuit, pipet dan botol pencampur direndam dalam air mendidih selama 5 menit),
(3) vaksin tidak boleh kena sinar matahari langsung dan harus disimpan di tempat dingin (kulkas, termos es), (4) vaksin yang telah dicampur lebih dari 4 jam jangan digunakan lagi,
(5) gunakan vaksin sesuai dengan petunjuk pemakaian,
(6) waktu vaksinasi sebaiknya dilakukan pada pagi hari atau sore hari dan di tempat yang teduh.
Bahan-bahan yang digunakan vaksin ND ; pelarut, yaitu aquades atau Nael Fisiologis,
Alat-alat yang di gunakan ; spuit, pipet, botol pencampur.
Prosedur pelaksanaan vaksinasi :
(1) alat-alat disterilkan,
(2). larutkan vaksin dengan pelarut, caranya pada tutup botol pelarut tusukan jarum suntik kemudian bukalah botol vaksin. Ambil sedikit pelarut, masukkan ke botol vaksin kocok dengan hati-hati hingga seluruh vaksin larut betul. Bila sudah larut sempurna masukkan ke dalam botol pencampur, dan bilas botol vaksin dengan sisa pelarut. Jumlah pelarut yang digunakan sesuai petunjuk,
(3) lakukan vaksinasi untuk anak teteskan pada mulut atau mata anak ayam, dengan menggunakan pipet sebanyak 1 tetes atau suntikan ke dalam otot dada sebanyak 0,5 cc untuk ayam umur 1- 4 bulan dan 1 cc untuk ayam umur 4 bulan ke atas.
0 komentar:
Posting Komentar